Potensi alam Danau Buak, Bika, Putusibbau, Kalimantan Barat - Gabriel Alvando

Catatan Gabriel

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Potensi alam Danau Buak, Bika, Putusibbau, Kalimantan Barat

Share This




DANAU BUAK,  NASIB MU SEKARANG?
Oleh  : Gabriel Alvando

     Menurut cerita Nenek Moyang, Danau Buak adalah tanjung dari Sungai Kapuas yang akibat perubahan lingkungan berobah menjadi sebuah Danau yang kini disebut dengan Danau Buak.
     Kalau melihat peninggalan sebelum menjadi danau, diwilayah ini pernah dihuni oleh Suku Banuaka’, sub Suku Taman. Hal ini terlihat dengan adanya peninggalan tonggak/  tiang rumah betang ditengah- tengah Danau Sula, sebuah Danau kecil yang berada tidak jauh dari Danau Buak. Juga buah- buahan seperti Durian (yang kini dikuasai oleh Suku mereka yang telah menganut agama Islam). Lalu yang tidak kalah pentingnya nama desa Bika yang diambil dari bahasa Suku Taman, Baika’ yang artinya “Kakek kita”. Tidak jelas mengapa Suku Taman pindah dari sana...?
     Kini di Danau yang panjangnya tiga jam mendyung  sampan, dengan Tanjung Menyahit itu hidup Suku Kantu’ dengan pusat tempat tinggal mereka desa  Bika (Bika Jabay, Bika Nazareth, Bika Empadi’, Bika Hulu) yang menjadi Pusat Pemerintahan Kecamatan Manday serta menjadi Pusat Paroki BikaKeuskupan Sintang .
     Danau Buak, yang berada di desa Bika itu berjarak lebih- kurang 19 km dari kota Putussibau, bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat, kerena jalan telah mulus sampai ke Bika.
     Dipinggir Danau Buak, telah berdiri “Rumah Betang”, Suku Kantu’ menyebutnya “Rumah Panjai”, yang dibangun Masyarakat Adat Suku Kantu’ bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas Hulu sekitar tahun 2003.

     Dulu Danau Buak, merupakan salah satu gudang ikan air tawar (seperti Ntukan, Toman, Belida’ dan lain sebagainya) di Kapuas Hulu, Perusahan Perkayuan (HPH) turut memperparah lingkungan sehingga  Danau yang dialiri oleh Sungai Menyapa’, Sungai Kerinan, Sungai Muli itu menjadi tercemar, kerana pengaruh obat- obat kayu membuat ikan banyak yang mati, sebagian lari kesungai Kapuas. Menurut cerita penduduk setempat berton- ton ikan mati percuma pada waktu itu. Sungguh mempriatinkan...!
     Berdasarkan Rapat Adat Suku Kantu’ tanggal 6 sampai tanggal 9 Mei 2006 memutuskan bahwa Danau Buak ditetapkan sebagai danau konservasi, dan mendapat persetujuan Pemeritah Kabupaten Kapuas Hulu, dan mendapat dukungan dari Pemerintah Propinsi Kalimantan Barat.  Namun keputusan itu tidak membawa perubahan berarti bagi danau yang menjadi ikon desa Bika itu. Lingkungan semakin rusak. Danau Buak menjadi danau yang kosong melompong tanpa dihuni oleh ikan seperti dulu lagi.

-1-
     Sekarang Danau Buak telah mengalami pendangkalan, menurut cerita dari mulut kemulut danau tersebut oleh Pemerintah akan dijadikan Danau Wisata, dengan pertimbangan danau tersebut berada tidak jauh dari Putrussibai.
     Akankah cita- cita tersebut segera terrealisasi,............. SEMOGA...!!!








Dan sebuah kearefan lokalnya serta budayanya.















#ReferesiPhotography by Gabriel Alvando



























-2-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages